Sabtu, 28 Januari 2023

Kaleidoksop 2022 dan Resolusi 2023

Halo semua, setelah setahun vakum nulis di blog, aku kembali lagi untuk me-wrap up perjalananku di tahun 2022. Gak cuma di blog sih aku lama vakum, kuamati di instagram pun aku sempat jeda lama lebih dari setengah tahun gak posting apapun, baik itu stories atau feed

Jumat, 24 September 2021

Kuliah rasa bekerja? Mengenal Peminatan Epidemiologi Lapangan

 Halo, setelah aku selesai mengupas tentang seleksi LPDP dan seleksi mahasiswa pascasarjana di Universitas ternama di Indonesia, aku mau ngenalin bidang yang saat ini kutekuni.

Karena banyak yang tanya ke aku, “Ran, kamu tuh sebenarnya kuliah atau kerja sih?”

Minggu, 09 Mei 2021

PAPs UGM atau Tes SIMAK UI ?

Halo semua, apa kabar?

Tulisan ini kubuat waktu malam minggu, bukan karena ga ada kerjaan atau tugas sih, tapi lagi males aja ngapa-ngapain, pengen me time. Terus kepikiran, karena buka yutub yang banyak muncul itu konten tentang kampus, aku jadi pengen bahas juga. Aku akan membuatnya menjadi beberapa tulisan, tapi ijinkan aku memilih untuk membahas topik ini lebih dulu. Karena dibandingkan persyaratan lainnya, menurutku bab ini yang butuh effort lebih banyak dari segi pikiran, waktu, tenaga, dan tentu saja biaya. 

Sabtu, 08 Mei 2021

Mengulik Beasiswa Pascasarjana : LPDP Afirmasi Alumni Bidikmisi Tahun 2019 Bagian 2

Melanjutkan bagian 1, kelengkapan lain untuk seleksi administrasi standar saja dan hampir tidak pernah berubah :

1. Ijazah dan Transkrip nilai S1 atau S2 (asli atau legalisir)

Bergantung pada pilihan negara studimu, biasanya ijazah ini disyaratkan untuk diterjemahkan ke dalam bahasa pengantar kuliahmu atau yang diminta oleh universitas. Pun jika universitas asalmu berada di luar negeri sementara kamu ingin melanjutkan studi di dalam negeri, maka ijazahnya harus diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Hal ini dapat berbeda tergantung pada kebijakan dari LPDP.

2. Surat Rekomendasi

Bisa berasal dari pimpinan (jika pernah bekerja) atau dosen di universitas asal, tokoh, atau pakar yang mengetahui karaktermu at least dalam 1 tahun terakhir. Formatnya disediakan oleh LPDP. Ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan dalam meminta surat rekomendasi ini :

a. Menghubungi calon pemberi rekomendasi

Bisa melalui email, surat, SMS, telepon, atau chat WhatsApp, tergantung pada preferensi orang yang akan kamu mintakan rekomendasi. Tentunya kamu sudah paham dong dengan karakter orang yang akan kamu hubungi, jadi pilihkan metode komunikasi yang beliau sukai. Bukan apa-apa, kita akan meminta waktu mereka dan akan sedikit memeras otak mereka untuk mengingat-ingat karakter kita. Usahakan meminta surat rekomendasi ini jauh-jauh hari, dan berikan informasi kapan kamu membutuhkan surat rekomendasi beliau. Kalau aku sih sudah menghubungi sejak pembukaan seleksi beasiswa LPDP.

b. Menanyakan cara pengisian surat rekomendasi yang disukai oleh calon pemberi rekomendasi

Ada informasi tidak terverifikasi dari seorang rekan bahwa sebaiknya surat rekomendasi ditulis tangan, supaya menunjukkan keabsahannya. INGAT, LPDP tidak menyebutkan hal ini. Metode penulisannya tidak diatur dengan jelas. Kalau aku tidak meminta metode apapun kepada calon pemberi rekomendasi. Satu dosen yang kumintakan surat rekomendasi menulisnya dengan tangan, yang lainnya mengetiknya di Microsoft Word. Yang penting bagiku adalah tanda tangan basah. Aku juga akan menemui langsung beliau untuk mengambil dokumen aslinya. Kalau ini LPDP sangat menyarankan untuk menggunakan dokumen asli, karena nanti jika lolos ke seleksi substantif, kamu akan diminta menunjukkan dokumen aslinya.

Ada juga calon pemberi rekomendasi yang meminta kamu menuliskan sendiri surat rekomendasinya, untuk kemudian dikoreksi oleh mereka. Atau, kamu bertemu langsung dengan calon pemberi rekomendasi dan Beliau meminta kamu yang menuliskan berdasarkan apa yang Beliau katakan. Bisa berbeda-beda ya gaes, dan aku tidak menyarankan kamu untuk mengatur metode yang digunakan calon pemberi rekomendasi, apalagi kalau institusi pemberi beasiswamu tidak mensyaratkan hal ini.

Sekali lagi, ini bergantung pada preferensi masing-masing individu. Aku pribadi tidak ingin merepotkan orang lain ketika aku meminta bantuan pada mereka. Sebisa mungkin aku yang menyesuaikan diri.

3. Kartu Tanda Penduduk

Jelas ya, beasiswa ini hanya diperuntukkan untuk warga negara Indonesia jadi KTP is a must. Dan ini gabisa digantikan dengan paspor atau SIM, apalagi kartu pelajar yes.

4. Sertifikat bahasa asing

Lihat di panduan, akan berbeda bergantung jenis kelompok seleksi, pilihan negara tujuan, dan jenjang pendidikan. Untuk afirmasi alumni Bidikmisi sendiri tahun 2019 mensyaratkan syarat minimal TOEFL ITP 450 untuk jenjang pendidikan S2 di dalam negeri. Akan berbeda lagi jika kamu memilih kelompok seleksi reguler, dimana skor minimal jenjang pendidikan S2 di dalam negeri adalah minimal skor TOEFL ITP 500.

5. Surat Keterangan Berbadan Sehat dari Dokter

Kamu bisa pergi ke puskesmas terdekat, jika ada puskesmas kelurahan kamu juga bisa kesitu. Biasanya kita diminta menyebutkan tujuan pemeriksaan dengan jelas. Misalnya aku akan gunakan untuk mendaftar beasiswa pascasarjana. Jenis pemeriksaan yang dilakukan juga biasa meliputi ; antropometri (BB, TB, tekanan darah), buta warna, dan narasi yang menyebutkan bahwa kamu sehat. Dan surat ini pun harus diberi keterangan masa berlakunya. Tahun 2019 LPDP meminta surat keterangan berbadan sehat ini berlaku paling lama 6 bulan sejak penutupan pendaftaran.

6. Surat Keterangan Bebas Narkoba

Kalau ini kamu bisa lakukan minimal di RSUD atau RSUK ya, yang menyediakan pemeriksaan jenis ini. Pastikan dalam 1 minggu terakhir kamu tidak mengonsumsi obat-obatan apapun, karena ini akan mempengaruhi. Pun jika kamu sedang sakit dan harus mengonsumsi obat tertentu, kamu bisa menjelaskan terlebih dahulu kepada dokter/petugas yang memeriksakanmu. Sama dengan surat keterangan berbadan sehat, surat keterangan bebas narkoba pun harus diberi keterangan masa berlakunya. Tahun 2019 LPDP meminta surat keterangan bebas narkoba ini berlaku paling lama 6 bulan sejak penutupan pendaftaran.

7. Surat Pernyataan

Formatnya disediakan oleh LPDP. Biasanya kamu bisa download formatnya di website pendaftaran seleksi LPDP.

8. Surat Keterangan atau Keputusan Penerima Beasiswa Bidikmisi yang dikeluarkan kementerian atau Perguruan Tinggi

Ini khusus untuk pelamar seleksi kelompok alumni bidikmisi ya. Biasanya perguruan tinggi asalmu mengeluarkan surat ini minimal 1 kali selama masa studimu. Kalau universitas asalku, mengeluarkan surat ini 1 kali di pertengahan periode pendidikanku. Aku gak sempat ke universitas untuk meminta stempel basah, namun tersedia scan dokumennya untuk seluruh penerima beasiswa (total ada 10rb mahasiswa kayaknya dari 5 angkatan) yang tersedia di website.

Aku sengaja mengeditnya supaya hanya angkatanku saja yang muncul, hal ini supaya memudahkan pencarian. Kamu juga bisa menandai namamu, supaya LPDP tidak bingung saat mencari namamu.

9. Rencana Studi

Ini ketentuan isinya bisa berbeda ya tiap tahunnya, tapi pas tahunku (2019) rencana studi itu berisi; a) rencana perkuliahan termasuk mata kuliah, total SKS, dan lama studi juga; b) Topik Tesis dan c) deskripsi aktivitas di luar kuliah. Informasi terkait poin (a) kamu bisa lihat di website universitas, tapi aku sarankan kamu juga mencari tahu informasinya dari alumni atau mahasiswa yang masih kuliah disana.

10. Proposal Studi

Beda sama rencana studi, proposal studi ini isinya tentang; a) justifikasi rasional pemilihan bidang studi, justifikasi rasional pemilihan perguruan tinggi, c) justifikasi rasional pemilihan area disiplin ilmu, d) relevansinya terhadap kebutuhan institusi asal maupun pembangunan nasional. Intinya di sini kamu menjelaskan mengapa harus lanjut kuliah di jurusan/fakultas dan universitas itu juga kenapa LPDP harus mempertimbangkan untuk membiayai kuliahmu. Sebelum memilih universitas atau jurusan, kamu juga harus melihat daftar perguruan tinggi ataupun jurusan yang dibiayai LPDP ya. Karena gak semuanya dibiayai LPDP walaupun sekarang pilihannya jauh lebih banyak. Aku ingat tahun 2018 aku mau mendaftar LPDP tapi ternyata jurusanku tidak masuk sebagai jurusan yang dibiayai LPDP jadi aku menundanya smapai tahun 2019 baru ada jurusanku di daftar yang dibiayai LPDP.

11. Syarat lain

Aku baru pertama kali mengikuti seleksi beasiswa LPDP dan syaratnya hanya itu, akan berbeda mungkin untuk jenis kelompok seleksi yang lain. Tahun 2019 LPDP membuka sekitar 20 kelompok seleksi beasiswa yang dilakukan hampir serentak.

Selain syarat dokumen, ada hal-hal lain terkait afirmasi alumni bidikmisi ini yang membuat tidak semua alumni bidikmisi bisa mengikuti program ini:
1. Jeda waktu sejak lulus S1 kurang dari 2 tahun saat mendaftar beasiswa
2. IPK di atas 3.50 

Dokumen-dokumen ini, jangan dianggap enteng. Mulailah menyicil semua dokumen yang bisa kamu siapkan. Tunda dulu niatmu untuk melanjutkan pendaftaran jika syaratnya ada yang kurang. Misalnya syarat TOEFL ITP 500 namun skormu baru 499, otomatis kamu tidak bisa melanjutkan pendaftaran (jangan berharap ada keajaiban dalam hal ini, serius >.<). Setiap tahunnya LPDP membuka seleksi 2-3 kali, jadi jangan khawatir.

Sekarang apa saja hal-hal di luar klausul panduan yang harus diperhatikan?
1. TIMELINE
Duh, ini aku kudu banget nulisnya capslock karena kebanyakan orang ga memperhatikan timeline ini. Timeline ini bukan hanya timeline seleksi ya, tapi juga timeline rencanamu. Aku sangat sangat menyarankan untuk kalian menulis timeline rencana kalian secara sistematis. Misalnya sejak persiapan les bahasa, konsultasi, nyusun essay, daftar kuliah, sampe lulus kuliah. Part yang daftar kuliah ini ku bold karena LPDP juga memberikan saran terkait kapan bisa mulai intake kuliah bergantung pada ada atau tidak adanya LoA (Letter of Acceptance atau surat ataupun bukti tanda diterimanya kamu di universitas). 

Ada beberapa tahap seleksi; a) seleksi administratif, b) seleksi tertulis, c) seleksi substantif dan jeda antar tahapnya itu bisa 1-2 bulan.

2. HINDARI DEADLINE
Kecuali kamu sudah siap dengan semua dokumen, its okay. Aku dulu menyiapkannya dalam waktu kurang lebih 1 bulan. Sertifikat TOEFL ku bahkan baru keluar di hari deadline pendaftaran LPDP. Tapi aku udah siap dengan semua dokumen (dengan cara mencicil, membuat draft awal).

3. PUNYA PLAN MENUNGGU
Ini nih, sering banget aku nemu orang-orang yang memilih "gak melakukan apapun" saat menunggu. Proses seleksi beasiswa ini agak lama, sekitar 5-6 bulan. Bahkan setelah diterima pun, tahapnya masih panjang sampe bisa beneran dapat manfaatnya. Aku butuh waktu sekitar 1 tahun menunggu pembukaan program di universitas itupun lumayan banget hal-hal yang bikin stress. Untungnya aku memutuskan bekerja sambil nunggu bisa intake kuliah. Teman-temanku yang lain ada yang memilih resign lebih awal padahal ga melakukan apa-apa selain menunggu. Oya menunggu disini bukan berarti harus diisi dengan sesuatu seperti bekerja ya. Kupikir sekarang banyak kesempatan untuk mengembangkan diri, buatlah dirimu produktif setiap hari sampe kamu lupa kalau kamu lagi ikut seleksi LPDP.

4. BACA PANDUAN
Ini sih, selain kamu baca pengalamanku, tentu saja kamu harus baca panduan even cuma sekali baca dengan metode baca cepat. 

Oke, mungkin itu dulu yang bisa aku ceritakan ya. Aku gabisa memberikan contoh untuk semua poin yang udah aku sebutkan, tapi kalau kalian benar-benar butuh contoh dariku, kalian bisa email aku di puspitaranifitriana@gmail.com ya. Di sini aku juga akan kasih link untuk informasi beasiswa LPDP tahun 2021, karena ini kuposting di tahun 2021 dan kebetulan banget lagi ada pembukaan seleksi beasiswa lho!

Tulisan ini kutulis berdasarkan pengalamanku ya, jadi jika ada perbedaan dengan panduan yang berlaku setelah tahun 2019 atau sebelum tahun 2019, silakan menyesuaikan saja. Oya di tahun 2021 ini beasiswa untuk alumni bidikmisi masuk dalam kategori beasiswa Prasejahtera ya. 



Sabtu, 20 Maret 2021

Kaleidoskop 2020 dan Resolusi Tahun 2021

Salam hangat dari Yogyakarta,

Udah agak telat sebenarnya ngepost ini, karena sekarang udah Maret hihi. Tapi lebih baik telat daripada tidak yakan. Sebenarnya udah ditulis dari awal Januari 2021 tapi lupa terus mau posting karena satu dan lain hal (halah... alasan).

1 Januari 2021....

Pagi ini terbangun dengan kedinginan dan badan demam, sudah 2 minggu pindah ke Yogyakarta dan ternyata masih adaptasi sama udaranya. Ini adalah kali kedua setelah tahun lalu juga melewatkan tahun baru di kota ini, dengan situasi yang mirip : tidur lebih awal. Apalagi kondisi pandemi gini kan, ditambah himbauan dari Sri Sultan juga untuk menutup semua tempat wisata pada 31 Desember pukul 18.00 WIB. Jadilah kukira semua orang merayakan dari rumah masing-masing. 

Kamis, 07 Mei 2020

Mengulik Beasiswa Pascasarjana : LPDP Afirmasi Alumni Bidikmisi Tahun 2019 Bagian 1

Seperti janjiku di postingan sebelumnya, dimana aku sempat menuliskan sedikit pengalamanku mengikuti beasiswa LPDP dan lolos menjadi awardee, di postingan ini aku akan mengulik semua detail ceritanya. Tulisan ini akan menjadi tulisan refleksi yang mungkin bisa kamu ambil hal-hal penting untuk dicatat sebagai tips dan trik mengikuti seleksi beasiswa pendidikan Indonesia LPDP. Tulisan ini akan kubagi dalam 2-3 bagian, supaya tidak terlalu panjang web pagenya dan menyakiti mata kalian dalam membacanya. Tulisan ini juga ditulis berdasarkan panduan seleksi beasiswa BPI LPDP Tahun 2019. Peraturan setiap tahun berbeda, dan jika ada yang salah atau luput kutliskan mohon bisa diingatkan dengan menulis di kolom komentar ya :)